Dulu pada tahun 2002 aku dikenalkan serial Lupus oleh adikku Roby Irawan. Awalnya aku enggan membaca novel serial karya Hilman Hariwijaya ini karena dari covernya yang sudah kusam (maklum, komik sewaan) membuat diriku merasa enggan untuk membaca dan lebih memilih melototkan mata pada komik-komik kesayangan seperti Detective Conan, Dragon Ball, Kungfu Boy dll.

Nah, kejadian aku membaca Lupus ini karena saat semua bacaan komik yang disewa adikku itu tuntas, mataku tertuju pada serial Lupus yang berada disamping adikku. Dengan sedikit enggan akhirnya tangan ini berhasil menjamah serial Lupus yang saat itu masih kuingat sampai sekarang, serial Lupus yang berjudul 'Kutukan Bintik Merah'. Dengan cerita yang gokil serta susunan bahasa yang cocok untuk anak seusia ku saat itu, Lupus menjadi magnet tersendiri yang mampu menyedot perhatian lebih buat para pembacanya.

Awalnya yang dulu enggan, kini berubah menjadi sebuah rasa haus akan cerita selanjutnya. Disini canduku mulai berkata, tanpa basa-basi aku mengajak adik kecilku untuk pergi lagi ke tempat penyewaan komik tempat kami biasa menyewa.

Uang jajan yang pas-pasan saat itu membuat aku hanya bisa membawa pulang 2 buah Lupus saja, padahal stok Lupus saat ditoko itu masih ada. Tapi apa daya, uang tak ada, hahahaha.... Tapi itulah kenangan yang tak terlupakan, kenangan yang akan kuingat sampai aku tua. Walau masalalu tidak dapat dibalikkan, tetapi memori itu akan selalu aku kenang saat masih kanak-kanak dulu. mengenang masa kecil yang begitu indah dan bahagia bersama adikku.

Semua serial Lupus telah aku baca, mulai dari Lupus Kecil, Lupus ABG, dan terakhir Lupus Milenia. dan kalau kalian ingin kembali membaca beberapa serialnya, silahkan buka tautan ini.

Oh iya hampir lupa, berbicara tentang Lupus,berarti kita berbicara tentang penulisnya bukan? siapasih penulis yang bisa sekreatif itu? penulis yang mampu membuat para anakmuda dan dewasa bisa kecanduan dengan kata-kata yang dikatakan logis untuk kehidupan sehari- hari. Dia adalah Hilman Hariwijaya, pencipta novel remaja sepanjang masa. Berikut adalah biodatanya....


Hilman Hariwijaya
Lahir di Jakarta, tanggal 25 Agustus, bintangnya Virgo, bo! Hilman yang turunan Jasun alias Jawa-Sunda ini punya papa tentara berpangkat kolonel. Mulai ngarang sejak ABG, dengan membuat serial Lupus di majalah HAI yang berhasil mengangat namanya. Ia juga pernah juara ngarang di majalah yang sama. Pernah kuliah di UNAS jurusan Sastra Inggris. Hilman Hariwijaya dengan Lupus-nya merupakan fenomena dalam dunia penerbitan Indonesia. Lupus#1: Tangkaplah Daku Kau Kujitak, terbit Desember 1986, cetakan pertamanya sebanyak 5.000 eksemplar habis dalam waktu kurang dari satu minggu. Hilman menulis puluhan judul yang meliputi seri Lupus, Lupus ABG, Lupus Kecil, Lupus Milenia, Olga, Lulu, Keluarga Hantu, Vanya, Vladd, Dua Pelangi dan beberapa judul lepas. Beberapa karyanya ditulis bersama Boim,Gusur dan satu bernama Zara Zettira. Tiras total penjualan bukunya mencapai jutaan eksemplar!Jumlah yang luar biasa untuk ukuran Indonesia,mengingat tiras “normal” buku lain rata-rata 3.000-5.000 eksemplar,dan itu pun tidak habis terjual dalam waktu satu tahun. Kisah Lupus menggambarkan gaya hidup remaja. Sarat dengan humor orisinal, terutama unik dalam gaya bahasa dan pilihan kata yang seenaknya. Tapi justru dengan gaya bahasa seperti itulah yang pernah dianggap merusak bahasa Indonesia-Lupus menjadi produk yang khas,disukai dan diakrabi para remaja. Seri Lupus sudah difilmkan, baik di layar lebar maupun dalam bentuk sinetron. Sedangkan seri Lulu, Olga, Vanya dan Vladd serta beberapa cerita lepas lainnya telah disinetronkan.

Boim Lebon
Lahir di Jakarta 17 Juli 1967. Pernah kuliah di Institut Sosial dan Ilmu Politik Jakarta Jurusan Jurnalistik. Hobinya nonton film komedi. Ia sendiri pernah main di film bersama Hilman, Gusur, dan Anto. Filmnya, Lupus. Boim yang bercita-cita menjadi wartawan ini juga pernah membuat naskah drama dan menyutradarainya. Ia pernah meraih juara ke-3 dalam pementasan drama Tolong karya Putu Wijaya di Teater IKIP Jakarta dalam rangka pesta Bulan Bahasa.

Categories:

Leave a Reply